My Homework
SOAL
1. Buat
ringkasan tentang protozoa mengenai :
A. Peranan
protozoa di alam
B. Habitat
protozoa
C. Reproduksi
protozoa
D. Pengelompokan
atau klasifikasi protozoa
2. Tuliskan
5 contoh organisme dari jamur, alga, dan protozoa serta jelaskan masing-masing
tentang :
a. Ciri-ciri
secara umum
b. Habitatnya
c. Peranan
(keuntungan & kerugian) dari masing-masing organisme
d. Reproduksi
dari masing-masing organisme
e. Tampilkan
gambar dari masing-masing contoh organisme tersebut
3. Carilah artikel penelitian tentang jamur,
protozoa, alga (pilih salah 1)
PROTOZOA
Ilmuwan yang pertama kali
mempelajari protozoa adalah Anthony Van Leeuwenhook. Protozoa adalah
mikroorganisme yang menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum dari
kingdom protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri
dengan menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan
mitokondria. Protozoa berasal dari bahasa yunani, yang terdiri dari kata proto dan zoon, artinya “binatang pertama”, merupakan protista eukariotik yang
terdapat sebagai sel-sel tunggal dan dapat dibedakan dari protista eukariotik
lain dari kemampuannya beralih tempat pada tingkat tertentu dalam daur hidupnya
dan dari tiadanya dinding sel. Makhluk ini terutama berukuran mikroskopik.
Kadang-kadang terbentuk koloni, yaitu kumpulan sel-sel sendiri.
A. Peranan
Protozoa di Alam
Peran protozoa yang
menguntungkan :
Ø Berperan
sebagai mata rantai penting dalam rantai makanan untuk komunitas dalam
lingkungan akuatik.
Ø Indikator
minyak bumi, fosil Foraminifera
menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan mineral.
Ø Bahan
penggosok, endapan Radiolaria di
dasar laut yang membentuk tanah radiolarian, dapat dijadikan sebagai bahan
penggosok.
Ø Mengendalikan
populasi bakteri, sebagian protozoa memangsa bakteri sebagai makanannya,
sehingga dapat mengontrol jumlah populasi bakteri di alam.
Ø Sumber
makanan ikan, diperairan sebagian protozoa berperan sebagai plankton dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama udang, kepiting,
ikan, dan lain-lain.
Peran protozoa yang
merugikan :
Ada
beberapa protozoa yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak.
Mereka berkembang biak dalam inangnya, sama seperti bakteri. Beberapa hanya
hidup sebagai parasit obligat dan dapat menimbulkan penyakit kronis. Penyakit-penyakit
yang disebabkan protozoa antara lain :
Jenis penyakit
|
Protozoa
|
Disentri
Diare (Balantidiosis)
Penyakit tidur
(Afrika)
Toksoplasmosis
(kematian janin)
Malaria tertiana
Malaria quartana
Malaria tropika
Kalaazar
Surra (hewan ternak)
|
Entamoeba
histolytica
Balantidium
coli
Trypanosoma
gambiense
Toxoplasma
gondii
Plasmodium
vivax
Plasmodium
malariae
Plasmodium
falciparum
Leishmania
donovani
Trypanosoma
evansi
|
B. Habitat
Protozoa
Habitat hidup protozoa adalah
tempat yang basah atau berair, umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan,
lingkungan air tawar, atau daratan. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk
koloni. Jika kondisi lingkungan tempat hidupnya tidak menguntungkan maka
protozoa akan membentuk membran tebal dan kuat yang disebut kista. Beberapa
spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Beberapa spesies dapat
tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa
memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Ada pula protozoa yang
tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen
hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka
menyebabkan penyakit kronis. Nutrisi protozoa bermacam-macam :
ü Holozoik
(heterotrof), makanannya berupa organisme lain.
ü Holofilik
(autotrof), dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan
bantuan klorofit dan cahaya.
ü Saprofitik,
mengunakan sisa bahan organik dari organisme yang telah mati adapula yang
bersifat parasitik.
C. Reproduksi
Protozoa
Protozoa
berkembang biak melalui berbagai proses aseksual dan seksual.
Ø Reproduksi
secara aseksual (vegetatif) dengan cara :
1. Pembelahan
mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan
diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner
terjadi pada Amoeba, Paramecium, Euglena.
2. Spora,
perkembangbiakan dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh
nyamuk Anopheles. Spora yang
dihasilkan disebut sporozoid.
Ø Reproduksi
secara seksual (generatif) dengan cara :
1. Konjugasi,
yang merupakan penyatuan fisik sementara antara dua individu yang diikuti
dengan pertukaran bahan nukleus, hanya dijumpai pada siliata.
2. Peleburan
gamet sporozoa (Apicomplex) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet
betina. Peleburan gamet ini terjadi didalam tubuh nyamuk.
D. Klasifikasi
Protozoa
Protozoa memiliki 4 kelas yang
dibedakan berdasarkan alat geraknya : flagelata, amoeba, siliata, dan sporozoa.
Nama Umum
|
Alat Gerak
|
Cara Berkembangbiak
|
Ciri-ciri lain
|
Sarcodina (Amoeba)
|
Pseudopodia (kaki
semu)
|
Pembelahan biner;
tidak ada reproduksi seksual
|
Kebanyakan spesies
hidup bebas;
heterotrofik
|
Mastigophora
(Flagellata)
|
Flagel
(bulu cambuk)
|
Pembelahan biner
membujur, pada
beberapa kelompok
ada reproduksi
seksual.
|
Nutrisinya
fototrofik, heterotrofik atau
kedua-duanya.
|
Ciliophora (Cilliata)
|
Silia (bulu getar)
|
Pembelahan biner
melintang, reproduksi seksual
dengan konjugasi
|
Kebanyakan spesies
hidup bebas,
heterotrofik.
|
Sporozoa
|
Tidak memiliki alat
gerak, gerak dengan meluncur atau
tidak bergerak;
tak ada anggota
lokomotor luar.
|
Secara vegetatif
disebut skizogoni dan secara generatif disebut
sporogoni.
|
Semua spesies
parasitik
|
ARTIKEL PENELITIAN
Pemanfaatan Kulit
Udang, Kulit Telur Ayam, dan Cangkang Kepiting untuk Mengendalikan Colletotrichum capsici, Penyebab
Antraknosa pada Cabai Merah
Oleh
Melkior P. Nahak
Pembimbing:
1. Dr. Ir.
Eko Budi Widayanto, MS,
2. Ir. Agnes V. Simamora, MCP
Antraknosa yang disebabkan oleh C.
capsici merupakan salah satu penyakit penting pada cabai merah di
pertanaman maupun di pasar di wilayah kota Kupang. Jamur ini mempunyai konidia
berbentuk seperti bulan sabit, biakan murninya berwarna putih keabu-abuan
dengan kecepatan tumbuh selama tujuh hari untuk memenuhi cawan petri yang
berdiameter 9 cm.
Hasil pengujian secara in vitro
maupun in vivo menunjukkan bahwa
penggunaan kulit udang mulai dari konsentrasi 25 g/L dan cangkang kepiting 35
g/L paling efektif dalam mengendalikan antraknosa pada cabai merah. Penggunaan
kulit udang dan cangkang kepiting tersebut ternyata lebih efektif dibandingkan
dengan fungisida Dithane M-45 pada dosis anjuran. Ini menunjukkan bahwa
bahan-bahan ini mengandung bahan aktif yang sangat baik untuk menghambat
pertumbuhan jamur C. capsici maupun
antraknosa pada cabai merah. Bahan aktif tersebut diduga adalah kitosan. Hasil
ini didukung oleh hasil penelitian Rogis dkk (2007) dan Pamekas (2007) yang
menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan kitosan maka semakin efektif dalam
mengendalikan penyebab antraknosa pada pisang maupun cabai merah.
Pemberian tepung kulit telur (pada semua tingkatan konsentrasi), kulit
udang 5 g/L dan 15 g/L, serta cangkang kepiting 5 g/L, 15 g/L dan 25 g/L tidak
memberikan hasil yang maksimal. Hal ini dikarenakan diameter koloni jamur yang
tumbuh mencapai 76 mm hingga 89 mm (hampir memenuhi cawan petri) dan pada buah
cabai yang diinokulasi jamur menunjukkan adanya gejala. Koloni jamur yang
berdiameter 5 mm sudah mulai menyebar sehari setelah dilakuan inokulasi. Khusus
pemberian tepung kulit telur, pada semua level konsentrasi tidak menunjukkan
hasil yang baik karena pada saat dicampur dengan medium maupun aquades, bahan
aktif ini tidak tercampur rata walaupun pada saat dilakukan penuangan sudah
digoyang berkali-kali.
Dari semua perlakuan pada percobaan in vivo, masa inkubasi (waktu
munculnya gejala) baru terjadi pada hari ke-2 setelah inokulasi. Hal ini
terjadi karena jamur C. capsici yang
dinokulasi ke dalam buah cabai masih membutuhkan waktu untuk menginfeksi buah
cabai. Menurut Semangun (2007), jamur C.
capsici pada buah cabai masuk ke dalam ruang biji dan menginfeksi biji.
Infeksi C. capsici hanya terjadi
melalui luka-luka (Nur Imah Sidik dan Pusposendjojo, 1985 dalam Semangun, 2007).