Pengaruh Penggunaan Macam Bokashi
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung
(mengambil contoh hasil penelitian senior)
...semester II
...semester II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Jagung merupakan tanaman pangan terbesar yang
dibudidayakan hampir diseluruh daerah di Indonesia. Jagung umumnya
dibudidayakan di daerah-daerah yang beriklim tropis. Tanaman jagung tidak
toleran terhadap kemasaman tanah yang tinggi dan juga terhadap kondisi tanah
basah untuk tergenang air (Nguru dan Benggu,2010).
Peningkatan produksi tanaman pangan dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan kimia berupa pupuk anorganik dan pestisida sintetik
yang berlebihan untuk mencapai peningkatan produksi. Namun hal ini,
mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah dan merusak kesuburan tanah. Oleh
sebab itu, untuk mempertahankan produktivitas lahan perlu dilakukan atau
diterapkan sistem pertanian organic (Tola, Faizal, Dahlan dan Kaharuddin,
2007).
Salah satu bentuk pupuk organik yang sekarang banyak
digunakan adalah pupuk bokashi. Bokashi merupakan pupuk kompos yang dihasilkan
dari proses fermentasi bahan organik dengan teknologi
(Effective Microorganisme 4). Keunggulan
adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan
dalam waktu yang relatif singkat disbanding dengan cara konvensional (Tola dkk,
2007).
Bokashi terdiri dari beberapa jenis yaitu bokashi jerami,
bokashi pupuk kandang, bokashi pupuk kandang ditambah abu sekam padi, dan
bokashi ekspres. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahannya. Berdasarkan
uraian yang telah dibahas, dalam tulisan ini penulis ingin melihat pengaruh pemberian macam pupuk bokashi
terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
1.2.
Rumusan
Masalah
Bagaimana pengaruh macam/jenis bokashi terhadap
peningkatan pertumbuhan tanaman jagung?
1.3.
Tujuan
Mengetahui macam/jenis bokashi yang paling
berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman jagung.
1.1.
Manfaat
Dengan penggunaan macam bokashi yang tepat dan baik
dapat meningkatkan produksi tanaman jagung.
1.2.
Hipotesis
Macam pupuk bokashi yang memberikan pengaruh lebih
tinggi terhadap pertumbuhan tanaman jagung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Jagung
Tanaman
jagung merupakan makanan pokok di NTT ke dua setelah padi karena memiliki
sumber karbohidrat yang dibutuhkan oleh manusia. Umumnya tanaman jagung tidak
toleran terhadap kemasaman tanah yang tinggi. Jagung terdiri dari beberapa
varietas unggul yaitu : jagung hibrida dan jagung bersari bebas, sedangkan
varietas yang lain yaitu : abimayu, arjuna, bromo, bastar kuning, dan lain-lain
(Anonim, 1990).
Produktifitas
tanaman jagung umumnya berbeda-beda sesuai dengan varietas yang digunakan.
Produktifitas tanaman dapat menurun jika varietas yang digunakan mudah
terserang hama dan penyakit serta tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan
yang kurang mendukung (Anonim, 1986).
2.2. Karakteristik Masing-masing Bokashi
A. Bokashi Jerami
Bokashi jerami memiliki kandungan N/C
yang tinggi sehingga dekomposisinya memerlukan waktu yang lebih lama
dibandingkan jenis bokashi lainnya. Bokashi jerami berperan dalam meningkatkan
serapan N.K dan meningkatkan produksi tanaman pangan.
B. Bokashi Pupuk Kandang
Bokashi
pupuk kandang merupakan pupuk yang lengkap yang dapat meningkatkan ketersediaan
unsur hara baik mikro maupun makro didalam tanah. Jenis bokashi ini juga dapat
memperbaiki kesuburan tanah.
C. Bokashi Pupuk Kandang
di Tambah Abu Sekam Padi
Bokashi
ini merupakan pupuk yang memiliki keragaman unsur hara sehingga jenis bokashi
ini memberikan unsur hara yang lengkap. Bokashi ini meningkatkan aktivitas
mikroorganisme dan meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah. Selain itu,
struktur tanah dan porositas menjadi lebih baik yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan serta kemampuan akar dalam menyerap unsur hara. Abu sekam padi
juga memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada kapur terhadap tanah gambut
karena meningkatkan kandungan dan ketersediaan P, K serta unsur mikro lainnya.
D. Bokashi Ekspres
Bokashi
ekspres dalam proses fermentasinya hanya memerlukan waktu selama 24 jam dan
setelah itu dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik. Oleh karena itu unsur
hara dalam bokashi ini lebih cepat tersedia bagi tanaman dibanding jenis
bokashi lainnya namun unsur hara yang disediakan jauh lebih sedikit karena
terdiri dari dedaunan atau jerami yang sudah mengering.
2.3. Pengaruh Bokashi Terhadap Peningkatan
Kesuburan Tanah
Penggunaan
bokashi dalam proses fermentasi dan dengan bantuan mikroorganisme maka
dihasilkan senyawa-senyawa organik yang berfungsi sebagai semen atau perekat
partikel-partikel tanah sehingga struktur dan porositasnya menjadi lebih baik.
Pupuk bokashi berperan sebagai bahan
pembentuk agregat tanah, sehingga pupuk bokashi penting dalam pembentukan
struktur tanah yang sangat berkaitan dengan tekstur tanah. Selain itu pupuk
bokashi dapat mengubah tanah yang semula pejal dapat membentuk struktur yang
remah sehingga lebih mudah untuk diolah. Penambahan pupuk bokashi akan
meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah
untuk pertumbuhan tanaman meningkat (Stevenson, 1982 dalam Atmojo, 2003).
Dengan adanya perbaikan sifat fisik
melalui pemberian bokashi maka ketersediaan unsur hara dalam tanah dapat
semakin meningkat. Bokashi juga dapat meningkatkan KTK tanah karena dalam
proses fermentasi menghasilkan humus yang dapat menahan unsur hara dan air yang
diberikan pada tanah. Bokashi menghasilkan fraksi organik dalam tanah
berpotensi untuk menurunkan kandungan pestisida secara nonbiologis, yaitu
dengan cara mengadsorbsi pestisida dalam tanah. Pengaruh penambahan pupuk
bokashi terhadap pH tanah dapat meningkat atau menurun tergantung oleh tingkat
kematangan pupuk bokashi yang kita tambahkan dan jenis tanahnya (Stevenson,
1982 dalam Atmojo, 2003).
Bokashi dapat meningkatkan aktivitas
mikroorganisme sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan dapat
bersimbiosis dengan tanaman. Selain itu pupuk bokashi dapat menyebabkan aktivitas
dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan
aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bokashi (Tian, G. 1997 dalam Atmojo, 2003).
2.4. Pengaruh Penggunaan Bokashi terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung
Bokashi memiliki kandungan hara yang
lengkap dan dapat meningkatkan kesuburan tanah (sifat fisik, kimia, biologi)
serta meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah sehingga ketersediaan hara
meningkat. Stuktur dan porositas yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan akar serta kemampuan akar tanaman dalam menyerap hara.
Pupuk bokashi memberikan pengaruh
yang baik terhadap tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon
yang positif apabila tempat tumbuh tanaman tersebut memberikan kondisi yang
baik bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Pupuk bokashi yang ditambahkan ke
dalam tanah menyediakan zat pengatur tumbuh tanaman yang membantu meningkatkan
pertumbuhan tanaman seperti vitamin, asam amino, auksin dan giberelin yang
terbentuk melalui dekomposisi bahan organik (Brady, 1990 dalam Atmojo, 2003).
BAB III
METODE PENELETIAN
3.1. Tempat dan Waktu pelaksaan Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana
Kupang, Kota Kupang, Provinsi NTT, berlangsung dari bulan Maret-Agustus 2010.
3.2.
Alat dan Bahan
Ø Alat
Cangkul,
sekop, alat garu, meter, kertas label, ember, tali, parang, alat-alat analisis
laboratorium serta alat tulis menulis.
Ø Bahan
Bibit
jagung varietas lokal, pupuk bokashi dan bahan-bahan analisis dilaboratorium.
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan variabel tunggal
(macam bokashi), terdiri dari 4 level, yaitu :
a.
Bokashi Ekspres (
)
b.
Bokashi Jerami (
)
c.
Bokashi Pupuk kandang (
)
d. Bokashi
pupuk kandang + abu sekam padi (
)
Setiap perlakuan pada setiap
kelompok terdiri dari 5 ulangan. Penempatan perlakuan ke dalam satuan percobaan
dilakukan secara acak dengan menggunakan metode lotre. Pemblokan dilakukan sesuai
dengan arah datangnya sinar matahari.
3.3.2. Model Analisis Data
Model analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model analisis dari rancangan acak kelompok menurut
Yitnosumartono (1993) sebagai berikut :
Yij
: µ +
i + Tj + єij
Keterangan
:
Yij : Nilai pengamatan
µ : Rataan umum
βi : Pengaruh blok ke-i
Tj : Pengaruh taraf ke-j faktor macam
bokashi
Єij : Pengaruh galat pada unit percobaan
ke-i,j, kompetensi
i : Banyaknya ulangan ke-j (1,2,3,4,5)
j : Banyaknya perlakuan (1,2,3,4)
Data yang terkumpul akan dilakukan analisis
ragam untuk mengetahui pengaruh interaksi perlakuan. Jika ada pengaruh nyata
dilanjutkan dengan uji DMRT untuk melihat perbedaan antar perlakuan.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
1.
Persiapan Lahan
Membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya,
kemudian dilanjutkan pengolahan tanah. Setelah tanah diolah, dibuat petakan
dengan jarak yang sesuai untuk tanaman jagung. Jarak antar blok 60 cm.
2.
Pemberian Bokashi
Bokashi yang telah jadi dibenamkan dengan dosis 15 ton
untuk setiap perlakuan pada setiap kedalaman pembenaman ± 10 cm dengan waktu
pembenaman 7 hari, 14 hari, 21 hari.
3.
Penanaman
Pada saat tanam, jagung harus direndam terlebih dahulu
agar berada pada kondisi lembab sehingga cepat berkecambah. Kemudian benamkan
benih jagung ke dalam permukaan tanah.
4.
Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari
tanaman penggangu (gulma). Hal ini dilakukan setiap minggu setelah tanam hingga
panen.
5.
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap 3 hari sekali, dengan cara
mengalirkan air pada setiap petak percobaan. Air yang dipakai terletak pada
lokasi penelitian yaitu air drainase.
6.
Pemanenan
Jagung dipanen setelah berumur ± 90 hari dimana bulir
jagung telah keras dan besar.
3.5. Parameter/Peubah Pengamatan
A. Tinggi Tanaman
Diukur dari pangkal bagian
tanaman yang kelihatan dipermukaan tanah sampai ujung pucuk daun. Tinggi
tanaman dihitung pada masa vegetatif aktif dan generatif awal, pada umur 2-8
MST.
B. Jumlah Daun
Dihitung pada setiap
tanaman yang masih sempurna daunnya pada setiap perlakuan dihitung pada saat
berumur 2-8 MST.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tanah
yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah alfisol di kebun percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang, Kota Kupang, provinsi NTT.
Beberapa sifat tanah alfisol di kebun percobaan Fakultas Pertanian Kupang dapat
dilihat pada table 4.1
TABEL 4.1. HASIL ANALISIS SIFAT AWAL DI KEBUN PERCOBAAN
FAKULTAS PERTANIAN KUPANG.
No
|
Parameter
|
Hasil Analisis
|
Kriteria
|
1
|
Struktur
|
Pejal
|
Tidak
baik
|
2
|
Porositas
|
Rendah
|
Tidak
baik
|
3
|
N-total
(%)
|
0,21
|
Sedang
|
4
|
P-tersedia
(ppm)
|
25,15
|
Rendah
|
5
|
K-dd
(me/100 g)
|
0,72
|
Sangat
rendah
|
6
|
C-organik
|
1,10
|
Rendah
|
Sumber : hasil
analisis di Lab. Tanah Fakultas Pertanian, UNDANA (2010)
Struktur
pejal dan porositas yang rendah serta rendahnya kandungan N, P, K, dalam tanah
merupakan faktor pembatas produksi pertanian. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah alfisol adalah pemberian
bokashi. Bokashi dapat meningkatkan kesuburan tanah (memperbaiki sifat fisik,
kimia, dan biologi).
TABEL
4.2. HASIL ANALISIS SIFAT AKHIR DI KEBUN
PERCOBAAN FAKULTAS PERTANIAN KUPANG
No
|
Parameter
|
Hasil Analisis
|
Kriteria
|
1
|
Struktur
|
Remah/granular
|
Baik
|
2
|
Porositas
|
Tinggi
|
Baik
|
3
|
N-total
(%)
|
1,41
|
Tinggi
|
4
|
P-tersedia
(ppm)
|
39,72
|
Tinggi
|
5
|
K-dd
(me/100 g)
|
1,02
|
Sedang
|
6
|
C-organik
|
2,15
|
Tinggi
|
Sumber : hasil
analisis di Lab. Tanah Fakultas Pertanian, UNDANA (2010)
Dari
tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan perbedaan signifikan, hal ini disebabkan karena
dengan pemberian macam bokashi dapat meningkatkan kesuburan tanah (sifat fisik,
kimia, dan biologi tanah).
Berdasarkan pengamatan data
rata-rata peubah yang diamati, diketahui bahwa perlakuan pemberian bokashi
pupuk kandang + abu sekam padi yang lebih banyak cenderung memberikan angka
rata-rata yang lebih tinggi, seperti yang terdapat pada tabel 4.3. dan tabel
4.4.
v Tinggi tanaman
Tabel
4.3. Rata-rata tinggi tanaman (cm) pada umur 2, 4, 6, dan 8 MST
Perlakuan
|
Tinggi
tanaman (cm)
|
|||
2
MST 4 MST 6 MST 8 MST
|
||||
|
27.8750 a
|
57.4375 a
|
126.0000 a
|
226.9375 a
|
|
29.0000 ab
|
63.2500 b
|
131.6875 b
|
230.3750 a
|
|
30.3750 b
|
66.1250 b
|
135.1250 b
|
230.5000 a
|
|
32.1250 bc
|
71.9375 c
|
140.4375 c
|
239.1875 a
|
Keterangan :
Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama berarti berbeda tidak
nyata pada taraf uji Duncan 0,05.
v Jumlah daun
Tabel
4.4. Rata-rata jumlah daun (helai) pada umur 2, 4, 6, dan 8 MST
Perlakuan
|
Rata-rata
jumlah daun (helai)
|
|||
2
MST 4 MST 6 MST 8 MST
|
||||
|
3 a
|
7 a
|
9 a
|
10 a
|
|
4 b
|
8 b
|
9 a
|
11 b
|
|
6 b
|
8 b
|
10 b
|
13 c
|
|
6 b
|
9 c
|
12 c
|
14 d
|
Keterangan :
Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama berarti berbeda tidak
nyata pada taraf uji Duncan 0,05.
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian secara
keseluruhan seperti yang terlihat pada tabel 4.3. dan 4.4. menunjukkan bahwa
penggunaan bokashi pupuk kandang + abu sekam padi dapat memberikan pengaruh
yang sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman jagung dibanding macam bokashi
lainnya. Hal ini disebabkan karena bokashi pupuk kandang + abu sekam padi
memiliki unsur hara yang lengkap dan dapat meningkatkan aktivitas
mikroorganisme sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah.
Berdasarkan tabel 4.3. diatas,
terlihat bahwa pada 2, 4, 6, 8 minggu setelah tanam, perlakuan pemberian
bokashi pupuk kandang + abu sekam padi memberikan tinggi tanaman terbesar. Perlakuan
ini, walaupun berbeda tidak nyata dengan
perlakuan
,
,
namun memberikan hasil tinggi tanaman
yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Hasil uji Duncan jumlah daun pada
umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam pada tabel 4.4. memperlihatkan bahwa,
jumlah daun terbanyak dihasilkan oleh perlakuan pemberian bokashi pupuk kandang
+ abu sekam padi.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
ü Bokashi
pupuk kandang di tambah abu sekam padi memiliki keragaman unsur hara dan
mengandung bahan organik yang lebih lengkap dibandingkan dengan macam bokashi
lainnya. Bokashi ini dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme dan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah sehingga stuktur tanah dan porositas
menjadi lebih baik.
ü Perlakuan
interaksi macam bokashi pupuk kandang + abu sekam padi berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman jagung dibandingkan dengan
bokashi jerami, bokashi pupuk kandang dan bokashi ekspres.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
1968. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. Bogor.
Atmojo,
S. W. 2003. Peranan Bahan Organik
terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hanafiah,
A. K. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah.
PT. Raja Gafindo Persada, Jakarta
Indrasari,
A. dan Syukur, A. 2006. Pengaruh
Pemberian Pupuk Kandang dan Unsur Hara Mikro terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung
pada Tanah Ultisol yang Berkapur. Fakultas Pertanian, Universitas Gadja
Mada
Tola,
Faizal, Dahlan, dan Kaharuddin. 2007. Pengaruh
Penggunaan Dosis Pupuk Bokashi Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Tanaman Jagung. Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku. Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar