Selasa, 12 Maret 2013

TUGAS BIOLOGI (METODE ILMIAH)


Pengaruh Penggunaan Macam Bokashi
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung 
(mengambil contoh hasil penelitian senior)

...semester II

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang Masalah
Jagung merupakan tanaman pangan terbesar yang dibudidayakan hampir diseluruh daerah di Indonesia. Jagung umumnya dibudidayakan di daerah-daerah yang beriklim tropis. Tanaman jagung tidak toleran terhadap kemasaman tanah yang tinggi dan juga terhadap kondisi tanah basah untuk tergenang air (Nguru dan Benggu,2010).
Peningkatan produksi tanaman pangan dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan kimia berupa pupuk anorganik dan pestisida sintetik yang berlebihan untuk mencapai peningkatan produksi. Namun hal ini, mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah dan merusak kesuburan tanah. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan produktivitas lahan perlu dilakukan atau diterapkan sistem pertanian organic (Tola, Faizal, Dahlan dan Kaharuddin, 2007).
Salah satu bentuk pupuk organik yang sekarang banyak digunakan adalah pupuk bokashi. Bokashi merupakan pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik dengan teknologi  (Effective Microorganisme 4). Keunggulan  adalah pupuk organik (kompos) dapat dihasilkan dalam waktu yang relatif singkat disbanding dengan cara konvensional (Tola dkk, 2007).
Bokashi terdiri dari beberapa jenis yaitu bokashi jerami, bokashi pupuk kandang, bokashi pupuk kandang ditambah abu sekam padi, dan bokashi ekspres. Masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahannya. Berdasarkan uraian yang telah dibahas, dalam tulisan ini penulis ingin melihat pengaruh pemberian macam pupuk bokashi terhadap pertumbuhan tanaman jagung.

1.2.            Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh macam/jenis bokashi terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman jagung?

1.3.            Tujuan
Mengetahui macam/jenis bokashi yang paling berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman jagung.

1.1.            Manfaat
Dengan penggunaan macam bokashi yang tepat dan baik dapat meningkatkan produksi tanaman jagung.

1.2.            Hipotesis
Macam pupuk bokashi yang memberikan pengaruh lebih tinggi terhadap pertumbuhan tanaman jagung.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.      Tanaman Jagung
                        Tanaman jagung merupakan makanan pokok di NTT ke dua setelah padi karena memiliki sumber karbohidrat yang dibutuhkan oleh manusia. Umumnya tanaman jagung tidak toleran terhadap kemasaman tanah yang tinggi. Jagung terdiri dari beberapa varietas unggul yaitu : jagung hibrida dan jagung bersari bebas, sedangkan varietas yang lain yaitu : abimayu, arjuna, bromo, bastar kuning, dan lain-lain (Anonim, 1990).
                        Produktifitas tanaman jagung umumnya berbeda-beda sesuai dengan varietas yang digunakan. Produktifitas tanaman dapat menurun jika varietas yang digunakan mudah terserang hama dan penyakit serta tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan yang kurang mendukung (Anonim, 1986).
2.2.        Karakteristik Masing-masing Bokashi
A.    Bokashi Jerami
          Bokashi jerami memiliki kandungan N/C yang tinggi sehingga dekomposisinya memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan jenis bokashi lainnya. Bokashi jerami berperan dalam meningkatkan serapan N.K dan meningkatkan produksi tanaman pangan.
B.     Bokashi Pupuk Kandang
          Bokashi pupuk kandang merupakan pupuk yang lengkap yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara baik mikro maupun makro didalam tanah. Jenis bokashi ini juga dapat memperbaiki kesuburan tanah.
C.    Bokashi Pupuk Kandang di Tambah Abu Sekam Padi
          Bokashi ini merupakan pupuk yang memiliki keragaman unsur hara sehingga jenis bokashi ini memberikan unsur hara yang lengkap. Bokashi ini meningkatkan aktivitas mikroorganisme dan meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah. Selain itu, struktur tanah dan porositas menjadi lebih baik yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan serta kemampuan akar dalam menyerap unsur hara. Abu sekam padi juga memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada kapur terhadap tanah gambut karena meningkatkan kandungan dan ketersediaan P, K serta unsur mikro lainnya.
D.    Bokashi Ekspres
          Bokashi ekspres dalam proses fermentasinya hanya memerlukan waktu selama 24 jam dan setelah itu dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik. Oleh karena itu unsur hara dalam bokashi ini lebih cepat tersedia bagi tanaman dibanding jenis bokashi lainnya namun unsur hara yang disediakan jauh lebih sedikit karena terdiri dari dedaunan atau jerami yang sudah mengering.  

2.3.        Pengaruh Bokashi Terhadap Peningkatan Kesuburan Tanah
           Penggunaan bokashi dalam proses fermentasi dan dengan bantuan mikroorganisme maka dihasilkan senyawa-senyawa organik yang berfungsi sebagai semen atau perekat partikel-partikel tanah sehingga struktur dan porositasnya menjadi lebih baik.
           Pupuk bokashi berperan sebagai bahan pembentuk agregat tanah, sehingga pupuk bokashi penting dalam pembentukan struktur tanah yang sangat berkaitan dengan tekstur tanah. Selain itu pupuk bokashi dapat mengubah tanah yang semula pejal dapat membentuk struktur yang remah sehingga lebih mudah untuk diolah. Penambahan pupuk bokashi akan meningkatkan kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk pertumbuhan tanaman meningkat (Stevenson, 1982 dalam Atmojo, 2003).
           Dengan adanya perbaikan sifat fisik melalui pemberian bokashi maka ketersediaan unsur hara dalam tanah dapat semakin meningkat. Bokashi juga dapat meningkatkan KTK tanah karena dalam proses fermentasi menghasilkan humus yang dapat menahan unsur hara dan air yang diberikan pada tanah. Bokashi menghasilkan fraksi organik dalam tanah berpotensi untuk menurunkan kandungan pestisida secara nonbiologis, yaitu dengan cara mengadsorbsi pestisida dalam tanah. Pengaruh penambahan pupuk bokashi terhadap pH tanah dapat meningkat atau menurun tergantung oleh tingkat kematangan pupuk bokashi yang kita tambahkan dan jenis tanahnya (Stevenson, 1982 dalam Atmojo, 2003).
           Bokashi dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan dapat bersimbiosis dengan tanaman. Selain itu pupuk bokashi dapat menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bokashi (Tian, G. 1997 dalam Atmojo, 2003).

2.4.        Pengaruh Penggunaan Bokashi  terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung
           Bokashi memiliki kandungan hara yang lengkap dan dapat meningkatkan kesuburan tanah (sifat fisik, kimia, biologi) serta meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah sehingga ketersediaan hara meningkat. Stuktur dan porositas yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan akar serta kemampuan akar tanaman dalam menyerap hara.
           Pupuk bokashi memberikan pengaruh yang baik terhadap tanah, tempat tumbuh tanaman. Tanaman akan memberikan respon yang positif apabila tempat tumbuh tanaman tersebut memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Pupuk bokashi yang ditambahkan ke dalam tanah menyediakan zat pengatur tumbuh tanaman yang membantu meningkatkan pertumbuhan tanaman seperti vitamin, asam amino, auksin dan giberelin yang terbentuk melalui dekomposisi bahan organik (Brady, 1990 dalam Atmojo, 2003). 
 
BAB III
METODE PENELETIAN

3.1.        Tempat dan Waktu pelaksaan Penelitian
         Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang, Kota Kupang, Provinsi NTT, berlangsung dari bulan Maret-Agustus 2010.

3.2.        Alat dan Bahan
Ø  Alat
Cangkul, sekop, alat garu, meter, kertas label, ember, tali, parang, alat-alat analisis laboratorium serta alat tulis menulis.
Ø  Bahan
Bibit jagung varietas lokal, pupuk bokashi dan bahan-bahan analisis dilaboratorium.

3.3.        Metode Penelitian
              3.3.1.  Rancangan Penelitian
                                    Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan variabel tunggal (macam bokashi), terdiri dari 4 level, yaitu :
a.       Bokashi Ekspres                                                    ( )
b.      Bokashi Jerami                                                      ( )
c.       Bokashi Pupuk kandang                                       ( )
d.      Bokashi pupuk kandang + abu sekam padi          ( )
            Setiap perlakuan pada setiap kelompok terdiri dari 5 ulangan. Penempatan perlakuan ke dalam satuan percobaan dilakukan secara acak dengan menggunakan metode lotre. Pemblokan dilakukan sesuai dengan arah datangnya sinar matahari.
3.3.2.  Model Analisis Data
            Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis dari rancangan acak kelompok menurut Yitnosumartono (1993) sebagai berikut :
Yij : µ + i + Tj + єij


Keterangan :
Yij       : Nilai pengamatan
µ          : Rataan umum
βi         : Pengaruh blok ke-i
Tj         : Pengaruh taraf ke-j faktor macam bokashi
Єij       : Pengaruh galat pada unit percobaan ke-i,j, kompetensi
i           : Banyaknya ulangan ke-j (1,2,3,4,5)
j           : Banyaknya perlakuan (1,2,3,4)
     Data yang terkumpul akan dilakukan analisis ragam untuk mengetahui pengaruh interaksi perlakuan. Jika ada pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT untuk melihat perbedaan antar perlakuan.

3.4.      Pelaksanaan Penelitian
1.      Persiapan Lahan
            Membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya, kemudian dilanjutkan pengolahan tanah. Setelah tanah diolah, dibuat petakan dengan jarak yang sesuai untuk tanaman jagung. Jarak antar blok 60 cm.
2.      Pemberian Bokashi
            Bokashi yang telah jadi dibenamkan dengan dosis 15 ton untuk setiap perlakuan pada setiap kedalaman pembenaman ± 10 cm dengan waktu pembenaman 7 hari, 14 hari, 21 hari.
3.      Penanaman
            Pada saat tanam, jagung harus direndam terlebih dahulu agar berada pada kondisi lembab sehingga cepat berkecambah. Kemudian benamkan benih jagung ke dalam permukaan tanah.
4.      Penyiangan
            Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman penggangu (gulma). Hal ini dilakukan setiap minggu setelah tanam hingga panen.
5.      Penyiraman
            Penyiraman dilakukan setiap 3 hari sekali, dengan cara mengalirkan air pada setiap petak percobaan. Air yang dipakai terletak pada lokasi penelitian yaitu air drainase.
6.      Pemanenan
            Jagung dipanen setelah berumur ± 90 hari dimana bulir jagung telah keras dan besar.
3.5.      Parameter/Peubah Pengamatan
A.      Tinggi Tanaman
                      Diukur dari pangkal bagian tanaman yang kelihatan dipermukaan tanah sampai ujung pucuk daun. Tinggi tanaman dihitung pada masa vegetatif aktif dan generatif awal, pada umur 2-8 MST.
B.      Jumlah Daun
                      Dihitung pada setiap tanaman yang masih sempurna daunnya pada setiap perlakuan dihitung pada saat berumur 2-8 MST.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.      Hasil
                        Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah alfisol di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang, Kota Kupang, provinsi NTT. Beberapa sifat tanah alfisol di kebun percobaan Fakultas Pertanian Kupang dapat dilihat pada table 4.1

TABEL 4.1.   HASIL ANALISIS SIFAT AWAL DI KEBUN PERCOBAAN FAKULTAS PERTANIAN KUPANG.

No
Parameter
Hasil Analisis
Kriteria
1
Struktur
Pejal
Tidak baik
2
Porositas
Rendah
Tidak baik
3
N-total (%)
0,21
Sedang
4
P-tersedia (ppm)
25,15
Rendah
5
K-dd (me/100 g)
0,72
Sangat rendah
6
C-organik
1,10
Rendah
Sumber : hasil analisis di Lab. Tanah Fakultas Pertanian, UNDANA (2010)

Struktur pejal dan porositas yang rendah serta rendahnya kandungan N, P, K, dalam tanah merupakan faktor pembatas produksi pertanian. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah alfisol adalah pemberian bokashi. Bokashi dapat meningkatkan kesuburan tanah (memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi).
TABEL 4.2.   HASIL ANALISIS SIFAT AKHIR DI KEBUN PERCOBAAN FAKULTAS PERTANIAN KUPANG

No
Parameter
Hasil Analisis
Kriteria
1
Struktur
Remah/granular
Baik
2
Porositas
Tinggi
Baik
3
N-total (%)
1,41
Tinggi
4
P-tersedia (ppm)
39,72
Tinggi
5
K-dd (me/100 g)
1,02
Sedang
6
C-organik
2,15
Tinggi
Sumber : hasil analisis di Lab. Tanah Fakultas Pertanian, UNDANA (2010)

Dari tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan perbedaan signifikan, hal ini disebabkan karena dengan pemberian macam bokashi dapat meningkatkan kesuburan tanah (sifat fisik, kimia, dan biologi tanah).




            Berdasarkan pengamatan data rata-rata peubah yang diamati, diketahui bahwa perlakuan pemberian bokashi pupuk kandang + abu sekam padi yang lebih banyak cenderung memberikan angka rata-rata yang lebih tinggi, seperti yang terdapat pada tabel 4.3. dan tabel 4.4.

v  Tinggi tanaman
Tabel 4.3. Rata-rata tinggi tanaman (cm) pada umur 2, 4, 6, dan 8 MST
Perlakuan
Tinggi tanaman (cm)
2 MST                       4 MST                 6 MST              8 MST
27.8750   a
57.4375   a
126.0000   a
226.9375   a
29.0000   ab
63.2500   b
131.6875   b
230.3750   a
30.3750   b
66.1250   b
135.1250   b
230.5000   a
32.1250   bc
71.9375   c
140.4375   c
239.1875   a
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji Duncan 0,05.

v  Jumlah daun
Tabel 4.4. Rata-rata jumlah daun (helai) pada umur 2, 4, 6, dan 8 MST
Perlakuan
Rata-rata jumlah daun (helai)
2 MST                       4 MST                 6 MST              8 MST
3   a
7   a
9   a
10   a
4   b
8   b
9   a
11   b
6   b
8   b
10   b
13   c
6   b
9   c
12   c
14   d
Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji Duncan 0,05. 
4.2.      Pembahasan
            Hasil penelitian secara keseluruhan seperti yang terlihat pada tabel 4.3. dan 4.4. menunjukkan bahwa penggunaan bokashi pupuk kandang + abu sekam padi dapat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman jagung dibanding macam bokashi lainnya. Hal ini disebabkan karena bokashi pupuk kandang + abu sekam padi memiliki unsur hara yang lengkap dan dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
            Berdasarkan tabel 4.3. diatas, terlihat bahwa pada 2, 4, 6, 8 minggu setelah tanam, perlakuan pemberian bokashi pupuk kandang + abu sekam padi memberikan tinggi tanaman terbesar. Perlakuan  ini, walaupun berbeda tidak nyata dengan perlakuan , , namun memberikan hasil tinggi tanaman yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
            Hasil uji Duncan jumlah daun pada umur 2, 4, 6 dan 8 minggu setelah tanam pada tabel 4.4. memperlihatkan bahwa, jumlah daun terbanyak dihasilkan oleh perlakuan pemberian bokashi pupuk kandang + abu sekam padi.

BAB V
PENUTUP

5.1.      Kesimpulan
ü  Bokashi pupuk kandang di tambah abu sekam padi memiliki keragaman unsur hara dan mengandung bahan organik yang lebih lengkap dibandingkan dengan macam bokashi lainnya. Bokashi ini dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme dan ketersediaan unsur hara di dalam tanah sehingga stuktur tanah dan porositas menjadi lebih baik.
ü  Perlakuan interaksi macam bokashi pupuk kandang + abu sekam padi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada tanaman jagung dibandingkan dengan bokashi jerami, bokashi pupuk kandang dan bokashi ekspres.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1968. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
Atmojo, S. W. 2003. Peranan Bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya Pengelolaannya. Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hanafiah, A. K. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Gafindo Persada, Jakarta
Indrasari, A. dan Syukur, A. 2006. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Unsur Hara Mikro terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Ultisol yang Berkapur. Fakultas Pertanian, Universitas Gadja Mada
Tola, Faizal, Dahlan, dan Kaharuddin. 2007. Pengaruh Penggunaan Dosis Pupuk Bokashi Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung. Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar